Senjata Mematikan Sniper Tatang Koswara

, , No Comments


Sniper legendaris Indonesia Peltu Tatang Koswara meninggal dunia pada usia 68 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir selepas mengisi acara di stasiun televisi swasta akibat serangan jantung.


Tatang tercatat sebagai penembak runduk terbaik peringkat 13 dunia. Kemampuannya menembak jarak jauh ini pernah dipraktikkan dalam operasi militer di Timor -Timur. Lewat bidikan senapannya tak terhitung prajurit lawan roboh bersimbah darah.

Keahlian menimang senapan runduk Tatang diperoleh lewat latihan keras. Kemampuan itu masih sempat dipamerkan di usia senjanya. Tatang memperlihatkan bidikan mautnya dengan menembak mati burung yang sedang terbang di langit mempergunakan senapan angin.

Sebenarnya senjata jenis apa yang ditenteng Tatang Kosmara selama bertugas?

Peltu Tatang Koswara ternyata memakai senjata Winchester 70 seberat 8lbs ekivalen dengan 3,6 kilogram. Senapan ini diproduksi tahun 1936 di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Winchester 70 merupakan senapan dengan sistem bolt action yaitu memakai kokang dioperasikan secara manual.

Kehebatan Winchester 70 dikenal sejak tahun 1966 ketika meletus perang Vietnam. Kala itu, pasukan marinir Amerika menggunakannya untuk melawan kehebatan sniper Vietkong. Bahkan, saat itu militer Amerika membuka sekolah khusus sniper dan mengganti sniper M1C Garrand dan Springfiels yang biasa dipakainya dengan senapan Winchester 70 atau berjuluk The Rifleman's Rifle.



Tembak burung terbang pun sniper Tatang Koswara tak meleset





Kemampuan menembak TNI (Purn) Peltu Tatang Koswara memang tidak diragukan lagi. Semasa hidup, dia dedikasikan untuk menembak. Kisah hebat tentang almarhum diceritakan Yana (40) salah satu keluarganya.

Dia sejak kecil sering diajak Tatang yang masuk dalam jajaran elit penembak dunia tersebut melihat caranya menembak.

"Dulukan pernah tinggal di daerah PPI Katamso sana (komplek TNI AD), saya pernah diajak cari burung," kata Yana di rumah duka Jalan Sayuran Kavling Lumba-lumba, Dayeuh Kolot Bandung, Rabu (4/3).

Senapan angin yang ditenteng Tatang memperlihatkan memegang senjata yang benar. Nah, satu burung saat itu terbang di langit-langit. "Pistolnya diarahkan ke langit. Padahal si burung lagi terbang cepat. Dor! Kena itu burung. Padahal burungnya lagi terbang cepat," ungkapnya.

Yana sangat membanggakan sosok pria kelahiran Medan tersebut. Kepribadiannya yang keras tapi baik dalam membimbing. "Huhh. Tegas sekali, galak bahkan, saya dulu kalau sekolah enggak makan pasti dimarahin. Tapi di balik itu beliau baik orangnya," jelasnya.

Indonesia harus bangga memiliki Tatang Koswara ini. Kemampuan menembak Tatang, tentu tidak kalah hebat dari Christopher Scott Kyle dari Amerika yang dikenal sangat mematikan itu.



Kisahnya menjadi prajurit TNI AD



Karena sudah terbiasa dengan kehidupan di kampung, Tatang nggak merasa kesulitan dengan pelajaran militer, baik dalam hal fisik, berenang maupun menembak. Beliau pun mendapat sorotan dari atasannya. Sampai akhirnya pada tahun 1974-1975, beliau dengan 7 rekannya terpilih buat masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin oleh Kapten Conway dari Amerika Serikat sob.

Saat itu, Indonesia belum punya yang namanya sniper dan antiteror. Akhirnya muncullah ide dari perwira TNI buat melatih sniper. Tatang dan 59 anggota TNI AD yang lain mendapat pelatihan dari Kaptenn Conway selama 2 tahun sob. Disana mereka dilatih untuk menembak jitu dari jarak 300, 600 dan 900 meter. Nggak cuma dilatih jadi sniper, tapi mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, melakukan kamuflase, melacak jejak serta bagaimana menghilangka jejak.

Ternyata dari 2 tahun masa pelatihan dan dari 60 orang peserta, hanya 17 orang yang lulus. Dan jelas, Tatang Koswara salah satunya. Ke-17 orang tersebut mendapatkan hadiah senjata yang juga digunakan oleh sniper legendaris Marinie AS, Carlos Hatchcock saat perang di Vietnam.





0 komentar:

Post a Comment